Kamis, 23 Desember 2010

Fatwa MUI tentang hukum mengucapkan Selamat Natal


PERAYAAN NATAL BERSAMA

بسم الله الرحمن الرحيم
Dewan pimpinan Majlis Ulama Indonesia, Setelah:

Memperhatikan:

  • Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini disalah artikan oleh sebagian Ummat Islam dan disangka dengan Ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.
  • Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal.
  • Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah

Menimbang:

  • Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama
  • Ummat Islam agar tidak mencampur adukan aqidah dan ibadahnya dengan aqidah dan ibadah agama lain.
  • Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya kepada Allah SWT
  • Tanpa mengurangi usaha Ummat Islam dalam kerukunan antar Ummat Beragama di Indonesia

Meneliti Kembali:
Ajaran-ajaran Agama Islam, antara lain:
A. Bahwa Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan Ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas :

  • Al-Qur’an Surat al Hujurat ayat 13
    Artinya, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. 49:13)
  • Al-Qur’an surat lukman ayat : 15
    Artinya, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 31:15)
  • Al-Qur’an surat Mumtahanah ayat 8
    Artinya, “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. 60:8)

B.Bahwa Ummat Islam tidal boleh mencampuradukan aqidah dan peribadatan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain berdasarkan:

  • Al-Qur’an surat al-Kafirun: ayat 1-6
    Artinya, “Katakanlah:”Hai orang-orang kafir!” (QS. 109:1)
    “aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.” (QS. 109:2)
    “Dan kamu bukan penyembah Ilah yang aku sembah.” (QS. 109:3)
    “Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah (QS. 109:4)
    “dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Ilah yang aku sembah.” (QS. 109:5)
    “Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku.” (QS. 109:6)
  • Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat: 42
    Artinya, ”Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (QS. 2:42)

C.Bahwa Ummat Islam harus mengakui kenabian dan kerasulan Isa Al Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para nabi dan Rasul yang lain, berdasarkan atas :

  • Al-Qur’an surat Maryam ayat : 30-32
    Artinya, “Berkata Isa:”Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia manjadikan aku seorang nabi.” (QS. 19:30)
    “dan dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.” (QS. 19:31)
    “dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. 19:32)
  • Al-Qur’an surat al Maidah ayat : 75
    Artinya, “Al-Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).” (QS. 5:75)
  • Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat: 285
    Artinya, “Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):”Kami tidak membeda-bedakan antara seserangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan:”Kami dengar dan kami ta’at”. (Mereka berdoa):”Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS. 2:285)

D.Bahwa barangsiapa berkeyakinan Bahwa Tuhan itu lebih dari Satu, Tuhan itu mempunyai anak, Isa al Masih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan atas:

  • Al-Qur’an surat al Maidah ayat: 72
    Artinya, “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam”, padahal Al-Masih (sendiri) berkata:”Hai Bani Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. 5:72)
  • Al-Qur’an surat al Maidah ayat: 73
    Artinya, “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:”Bahwanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Ilah (yang kelak berhak disembah) selain Ilah Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. 5:73)
  • Al-Qur’an surat at Taubah ayat: 30
    Artinya, “Orang-orang Yahudi berkata:”Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata:”Al-Masih itu putera Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Dila’nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling.” (QS. 9:30)

E.Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan Isa, apakah dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya, agar mereka mengakui Isa dan Ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab “ Tidak”: Hal itu berdasarkan atas:

Al-Qur’an surat al Maidah ayat: 116-118
Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman:”Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:”Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Ilah selain Allah”. ‘Isa menjawab:”Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engaku telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” (QS. 5:116)
“Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya) yaitu:”Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabbmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Meyaksikan atas segala sesuatu.” (QS. 5:117)
“Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. 5:118)

F.Islam mengajarkan bahwa Allah SWT itu hanya satu, berdasarkan atas: al-Qur’an surat al Ikhlas ayat: 1-4
Artinya, “Katakanlah:”Dialah Allah, Yang Maha Esa.” (QS. 112:1)
“Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan.” (QS. 112:2)
“Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan.” (QS. 112:3)
“dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. 112:4)
G.Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan dari pada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas:

  • Hadits Nabi dari Nu’man bin Basyir:
    Artinya, “ Sesungguhnya apa-apa yang halal itu jelas dan apa-apa yang haram itu pun telah jelas, akan tetapi di antara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal, seperti haram), kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah agamanya dan kehormatannya, tetapi barangsiapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, semacam orang yang mengembalakan binatang makan di daerah larangan itu, katahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkanya-Nya (oleh karena itu hanya haram jangan didekati).”
  • Kaidah Usul Fikih, yang artinya, ”Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan dari pada menarik kemaslahatan-kemaslahatan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasidnya yang diperoleh, sedangkan masholihnya tidak di hasilkan”.

MEMUTUSKAN

Memfatwakan:

  • Perayaan Natal di indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa As, akan tetapi Natal Itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas.
  • Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumya haram.
  • Agar Ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.

Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H
7 Maret 1981

Komisi Fatwa
Majlis Ulama Indonesia

Ketua,

ttd.
K.H.M SYUKRI GHOZALI

Sekretaris,

ttd.
DRS. H. MAS’UDI


NB: Pada naskah asli fatwa MUI di atas terdapat teks Arab untuk teks al-Qur’an dan Hadits namun karena sesuatu dan lain hal (masalah teknis) kami tidak memuatnya

BOLEHKAH SEORANG MUSLIM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL.....???

Sudah sering kita mendengar ucapan semacam ini menjelang perayaan Natal yang dilaksanakan oleh orang Nashrani. Mengenai dibolehkannya mengucapkan selamat natal ataukah tidak kepada orang Nashrani, sebagian kaum muslimin masih kabur mengenai hal ini. Sebagian di antara mereka dikaburkan oleh pemikiran sebagian orang yang dikatakan pintar (baca: cendekiawan), sehingga mereka menganggap bahwa mengucapkan selamat natal kepada orang Nashrani tidaklah mengapa (alias ‘boleh-boleh saja’). Bahkan sebagian orang pintar tadi mengatakan bahwa hal ini diperintahkan atau dianjurkan.


Namun untuk mengetahui manakah yang benar, tentu saja kita harus merujuk pada Al Qur’an dan As Sunnah, juga pada ulama yang mumpuni, yang betul-betul memahami agama ini. Ajaran islam ini janganlah kita ambil dari sembarang orang, walaupun mungkin orang-orang yang diambil ilmunya tersebut dikatakan sebagai cendekiawan. Namun sayang seribu sayang, sumber orang-orang semacam ini kebanyakan merujuk pada perkataan orientalis barat yang ingin menghancurkan agama ini. Mereka berusaha mengutak-atik dalil atau perkataan para ulama yang sesuai dengan hawa nafsunya. Mereka bukan karena ingin mencari kebenaran dari Allah dan Rasul-Nya, namun sekedar mengikuti hawa nafsu. Jika sesuai dengan pikiran mereka yang sudah terkotori dengan paham orientalis, barulah mereka ambil. Namun jika tidak bersesuaian dengan hawa nafsu mereka, mereka akan tolak mentah-mentah. Ya Allah, tunjukilah kami kepada kebenaran dari berbagai jalan yang diperselisihkan –dengan izin-Mu-

Semoga dengan berbagai fatwa dari ulama yang mumpuni, kita mendapat titik terang mengenai permasalahan ini.

Fatwa Pertama: Mengucapkan Selamat Natal dan Merayakan Natal Bersama

Berikut adalah fatwa ulama besar Saudi Arabia, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah, dari kumpulan risalah (tulisan) dan fatwa beliau (Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin), 3/28-29, no. 404.

Beliau rahimahullah pernah ditanya,
“Apa hukum mengucapkan selamat natal (Merry Christmas) pada orang kafir (Nashrani) dan bagaimana membalas ucapan mereka? Bolehkah kami menghadiri acara perayaan mereka (perayaan Natal)? Apakah seseorang berdosa jika dia melakukan hal-hal yang dimaksudkan tadi, tanpa maksud apa-apa? Orang tersebut melakukannya karena ingin bersikap ramah, karena malu, karena kondisi tertekan, atau karena berbagai alasan lainnya. Bolehkah kita tasyabbuh (menyerupai) mereka dalam perayaan ini?”

Beliau rahimahullah menjawab:
Memberi ucapan Selamat Natal atau mengucapkan selamat dalam hari raya mereka (dalam agama) yang lainnya pada orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah. Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya. Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka dia pantas mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta’ala.” –Demikian perkataan Ibnul Qoyyim rahimahullah-

Dari penjelasan di atas, maka dapat kita tangkap bahwa mengucapkan selamat pada hari raya orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan. Alasannya, ketika mengucapkan seperti ini berarti seseorang itu setuju dan ridho dengan syiar kekufuran yang mereka perbuat. Meskipun mungkin seseorang tidak ridho dengan kekufuran itu sendiri, namun tetap tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk ridho terhadap syiar kekufuran atau memberi ucapan selamat pada syiar kekafiran lainnya karena Allah Ta’ala sendiri tidaklah meridhoi hal tersebut. Allah Ta’ala berfirman,

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ

“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.” (Qs. Az Zumar [39]: 7)

Allah Ta’ala juga berfirman,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Qs. Al Maidah [5]: 3)

Apakah Perlu Membalas Ucapan Selamat Natal?

Memberi ucapan selamat semacam ini pada mereka adalah sesuatu yang diharamkan, baik mereka adalah rekan bisnis ataukah tidak. Jika mereka mengucapkan selamat hari raya mereka pada kita, maka tidak perlu kita jawab karena itu bukanlah hari raya kita dan hari raya mereka sama sekali tidak diridhoi oleh Allah Ta’ala. Hari raya tersebut boleh jadi hari raya yang dibuat-buat oleh mereka (baca : bid’ah). Atau mungkin juga hari raya tersebut disyariatkan, namun setelah Islam datang, ajaran mereka dihapus dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ajaran Islam ini adalah ajaran untuk seluruh makhluk.

Mengenai agama Islam yang mulia ini, Allah Ta’ala sendiri berfirman,

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Qs. Ali Imron [3]: 85)

Bagaimana Jika Menghadiri Perayaan Natal?

Adapun seorang muslim memenuhi undangan perayaan hari raya mereka, maka ini diharamkan. Karena perbuatan semacam ini tentu saja lebih parah daripada cuma sekedar memberi ucapan selamat terhadap hari raya mereka. Menghadiri perayaan mereka juga bisa jadi menunjukkan bahwa kita ikut berserikat dalam mengadakan perayaan tersebut.

Bagaimana Hukum Menyerupai Orang Nashrani dalam Merayakan Natal?

Begitu pula diharamkan bagi kaum muslimin menyerupai orang kafir dengan mengadakan pesta natal, atau saling tukar kado (hadiah), atau membagi-bagikan permen atau makanan (yang disimbolkan dengan ’santa clause’ yang berseragam merah-putih, lalu membagi-bagikan hadiah, pen) atau sengaja meliburkan kerja (karena bertepatan dengan hari natal). Alasannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Iqtidho’ Ash Shirothil Mustaqim mengatakan, “Menyerupai orang kafir dalam sebagian hari raya mereka bisa menyebabkan hati mereka merasa senang atas kebatilan yang mereka lakukan. Bisa jadi hal itu akan mendatangkan keuntungan pada mereka karena ini berarti memberi kesempatan pada mereka untuk menghinakan kaum muslimin.” -Demikian perkataan Syaikhul Islam-

Barangsiapa yang melakukan sebagian dari hal ini maka dia berdosa, baik dia melakukannya karena alasan ingin ramah dengan mereka, atau supaya ingin mengikat persahabatan, atau karena malu atau sebab lainnya. Perbuatan seperti ini termasuk cari muka (menjilat), namun agama Allah yang jadi korban. Ini juga akan menyebabkan hati orang kafir semakin kuat dan mereka akan semakin bangga dengan agama mereka.
Allah-lah tempat kita meminta. Semoga Allah memuliakan kaum muslimin dengan agama mereka. Semoga Allah memberikan keistiqomahan pada kita dalam agama ini. Semoga Allah menolong kaum muslimin atas musuh-musuh mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Mulia.

Fatwa Kedua: Berkunjung Ke Tempat Orang Nashrani untuk Mengucapkan Selamat Natal pada Mereka

Masih dari fatwa Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah dari Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin, 3/29-30, no. 405.

Syaikh rahimahullah ditanya: Apakah diperbolehkan pergi ke tempat pastur (pendeta), lalu kita mengucapkan selamat hari raya dengan tujuan untuk menjaga hubungan atau melakukan kunjungan?

Beliau rahimahullah menjawab:
Tidak diperbolehkan seorang muslim pergi ke tempat seorang pun dari orang-orang kafir, lalu kedatangannya ke sana ingin mengucapkan selamat hari raya, walaupun itu dilakukan dengan tujuan agar terjalin hubungan atau sekedar memberi selamat (salam) padanya. Karena terdapat hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ

“Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam salam (ucapan selamat).” (HR. Muslim no. 2167)

Adapun dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkunjung ke tempat orang Yahudi yang sedang sakit ketika itu, ini dilakukan karena Yahudi tersebut dulu ketika kecil pernah menjadi pembantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala Yahudi tersebut sakit, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguknya dengan maksud untuk menawarkannya masuk Islam. Akhirnya, Yahudi tersebut pun masuk Islam. Bagaimana mungkin perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengunjungi seorang Yahudi untuk mengajaknya masuk Islam, kita samakan dengan orang yang bertandang ke non muslim untuk menyampaikan selamat hari raya untuk menjaga hubungan?! Tidaklah mungkin kita kiaskan seperti ini kecuali hal ini dilakukan oleh orang yang jahil dan pengikut hawa nafsu.

Fatwa Ketiga: Merayakan Natal Bersama

Fatwa berikut adalah fatwa Al Lajnah Ad Daimah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi) no. 8848.

Pertanyaan:
Apakah seorang muslim diperbolehkan bekerjasama dengan orang-orang Nashrani dalam perayaan Natal yang biasa dilaksanakan pada akhir bulan Desember? Di sekitar kami ada sebagian orang yang menyandarkan pada orang-orang yang dianggap berilmu bahwa mereka duduk di majelis orang Nashrani dalam perayaan mereka. Mereka mengatakan bahwa hal ini boleh-boleh saja. Apakah perkataan mereka semacam ini benar? Apakah ada dalil syar’i yang membolehkan hal ini?

Jawaban:
Tidak boleh bagi kita bekerjasama dengan orang-orang Nashrani dalam melaksanakan hari raya mereka, walaupun ada sebagian orang yang dikatakan berilmu melakukan semacam ini. Hal ini diharamkan karena dapat membuat mereka semakin bangga dengan jumlah mereka yang banyak. Di samping itu pula, hal ini termasuk bentuk tolong menolong dalam berbuat dosa. Padahal Allah berfirman,

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (Qs. Al Maidah [5]: 2)

Semoga Allah memberi taufik pada kita. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, pengikut dan sahabatnya.

Ketua Al Lajnah Ad Da’imah: Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz

Saatnya Menarik Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan:

Pertama, Kita –kaum muslimin- diharamkan menghadiri perayaan orang kafir termasuk di dalamnya adalah perayaan Natal. Bahkan mengenai hal ini telah dinyatakan haram oleh Majelis Ulama Indonesia sebagaimana dapat dilihat dalam fatwa MUI yang dikeluarkan pada tanggal 7 Maret 1981.

Kedua, Kaum muslimin juga diharamkan mengucapkan ’selamat natal’ kepada orang Nashrani dan ini berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim. Jadi, cukup ijma’ kaum muslimin ini sebagai dalil terlarangnya hal ini. Yang menyelisihi ijma’ ini akan mendapat ancaman yang keras sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (Qs. An Nisa’ [4]: 115). Jalan orang-orang mukmin inilah ijma’ (kesepakatan) mereka.

Oleh karena itu, yang mengatakan bahwa Al Qur’an dan Hadits tidak melarang mengucapkan selamat hari raya pada orang kafir, maka ini pendapat yang keliru. Karena ijma’ kaum muslimin menunjukkan terlarangnya hal ini. Dan ijma’ adalah sumber hukum Islam, sama dengan Al Qur’an dan Al Hadits. Ijma’ juga wajib diikuti sebagaimana disebutkan dalam surat An Nisa ayat 115 di atas karena adanya ancaman kesesatan jika menyelisihinya.

Ketiga, jika diberi ucapan selamat natal, tidak perlu kita jawab (balas) karena itu bukanlah hari raya kita dan hari raya mereka sama sekali tidak diridhoi oleh Allah Ta’ala.

Keempat, tidak diperbolehkan seorang muslim pergi ke tempat seorang pun dari orang-orang kafir untuk mengucapkan selamat hari raya.

Kelima, membantu orang Nashrani dalam merayakan Natal juga tidak diperbolehkan karena ini termasuk tolong menolong dalam berbuat dosa.

Keenam, diharamkan bagi kaum muslimin menyerupai orang kafir dengan mengadakan pesta natal, atau saling tukar kado (hadiah), atau membagi-bagikan permen atau makanan dalam rangka mengikuti orang kafir pada hari tersebut.

Demikianlah beberapa fatwa ulama mengenai hal ini. Semoga kaum muslimin diberi taufiko oleh Allah untuk menghindari hal-hal yang terlarang ini. Semoga Allah selalu menunjuki kita ke jalan yang lurus dan menghindarkan kita dari berbagai penyimpangan. Hanya Allah-lah yang dapat memberi taufik.

Minggu, 19 Desember 2010

Sabar Menghadapi Cobaan Hidup

Pernahkah kita merasa bahwa tuhan sedang menguji kita ?

Kita cenderung mengatakan kalau kita di timpa kesusahan maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari TUHAN. jarang sekali kalau kita mendapat rahmat yang melimpah dan kebahagian kita teringat bahwa itu pun merupakan cobaan dan ujian dari TUHAN.
Ada di antara kita yang tidak sanggup menghadapi cobaan itu dan ada pula di antara kita yang tegar menghadapinya.

Bukan kah TUHAN tidak pernah memberikan cobaan yang melampaui kemampuan manusia... ?
Jadi jika kita sedang menghadapi suatu masalah,hadapilah masalah tersebut dengan penuh ke pasrahan kepada-NYA. hanya karna dia lah sesuatu yang ada dan tidak ada.

Setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari TUHAN.
kita tak mampu menghindar dari cobaan dan ujian tersebut,yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup kita jalani.cobaan yang datang ke hidup kita adalah berupa rasa takut,rasa lapar,kurang harta dan lainnya

Bukan kah karena alasan takut lapar saudara kita bersedia mulai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah , sampai dengan berani mamalsukan kwitansi atau menerima komisi tak sah jutaan rupiah ?

Bukan kah karena alasan takut akan kehilangan jabatan membuat sebagian saudara kita ke "org pintar" agar bertahan pada posisi nya atau supaya malah meningkat ke "KURSI" yang lebih empuk ?

Bukan kah karena takut kehabisan harta kita enggan berbagi kepada sesama ?
Bersabarlah karena orang yang sabar akan selalu mendapat rahmat dan karunia TUHAN

Memang tidak mudah menjadi orang sabar,biasanya kita akan cepat-cepat berdalih,
"Ya Sabar kan ada batas nya." atau lidah kita berseru " Sabar sih sabar saya sih kuat tidak makan enak,tapi anak dan istri saya?"memang.manusia selalu di penuhi dengan pembenaran-pembenaran yang ia ciptakan sendiri.

Karena kita semua adalah milik TUHAN dan kepada-NYA kita akan kembali.
Setiap musibah,cobaan dan ujian itu tidak berarti apa-apa,kita berasal dari-NYA,dan baik suka mau pun duka,di uji atau tidak,kita pasti akan kembali kepada-NYA.
Ujian apapun itu datang nya dari TUHAN,dan hasil ujian itu akan kembali kepada TUHAN

Apakah kita rela bila mobil yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri tiba-tiba hilang ?

Apakah kita rela bila proyek yang di sudah depan mata,tiba-tiba tidak jadi di berikan kepada kita,dan di berikan kepada saingan kita ?
Bisakah kita mengucapkan pelan-pelan penuh kesadaran,bahwa semua nya dari TUHAN dan akan kembali kepada TUHAN ?

Kita ini tercipta dari tanah dan kembali menjadi tanah.
Bila kita mampu mengingat dan mengerti arti kalimat tersebut,di tengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita,maka TUHAN akan memberikan "Hadiah" yang setimpal dengan di hari penghakiman nanti.

Sudah siapkah kita menerima "Hadiah" yang akan di berikan oleh TUHAN di hari penghakiman nanti?

Senin, 13 Desember 2010

SYAIR-SYAIR KEHIDUPAN

Dahulu jiwa tercipta tidak ada yang percaya
Bahwa jiwa akan berbuat aniaya terhadap sesama
Atas kasih sayang jiwa menjadi mulia
Semesta sujud berikan penghormatan

Jiwa turun kedunia karena wanita
Karena wanita jiwa mengerti arti bahagia
Wanita dicipta untuk jiwa agar memahami arti cinta
Dgn cinta jiwa mengerti bahwa jiwa adalah seorang hamba

Cinta bukan memiliki akan tetapi hanya ingin dimiliki
Biarlah cinta yang membawa jiwa kepada pemiliknya
Hanya Tulus dan Ikhlas yang membuat cinta itu bermakna
Karena Cinta telah cukup untuk cinta

Yang Maha Esa Mencipta alam semesta
Yang Maha Esa Mencipta manusia bukan dengan sia-sia
Tetapi hanya ingin menunjukkan apa itu bahagia
Agar manusia mengerti bahwa ia adalah seorang hamba yang memiliki Raja

Manusia turun kebumi untuk diuji
Untuk menjadi manusia sejati
Muliakan hati untuk mendapatkan derajat tertinggi
Menjadi kekasih yang dikasihi dan diberkati

Apakah Dunia tak seindah rupanya
Menipu dan memperdaya selama hidupnya?
Dunia ini telah menenggelamkan manusia, begitu kejamkah dunia ?
Sesungguhnya dunia dicipta untuk melayani dan dilayani, akan tetapi manusia sendiri yang tak tau diri,Egois bahwa manusia paling sempurna.

Bencana alam terjadi bukan karena usia dunia yang sudah tua
Tetapi manusia yang berbuat semena - mena terhadapnya
hanya ingin dilayani tetapi tidak ingin melayani
bencana tercipta karena manusia lupa hingga Yang Maha Murka

Hanya jiwa yang mengerti jiwanya
Hanya Jiwa yang sadar dapat mengerti jiwanya
Bahwa jiwa tidak selamanya didunia
Bahwa usia telah berkurang dalam dunianya

Jiwa tercipta untuk menjadi bahagia dan merdeka
Jiwa merdeka, hanya ikhlas yang ada
Saat Yang Maha berkata Inilah saatnya engkau kembali
Jiwa Pasrah dan rela hanya terucap kata
"LAILLAHA ILLAALLAAHU WALAQUWWATA ILLA BILLAH"
Amin.........................


Assalamualaikum ucap jiwa dalam hati
Jiwa Panjatkan doa sekedar berharap kepada ilahi
Mengetuk pintu sebagai tamu
Berharap diterima sebagai tamu yang diharapkan.

Oh, Pantaskah aku bertamu dengan ini?
Tanpa busana kebanggaan yang melekat pada diri
Akankah jiwa dihormati dan tidak dipandang setengah hati
Kukatakan padamu bahwa tuanku seorang pemurah hati.

Kemewahan tidak membuat jiwa mulia
Tanpa busana pun manusia bisa menjadi mulia
Bukankah jiwa datang tanpa harta?
Dan tahukah kamu harta apa yang paling mulia?

Sang Maha mewariskan Surga dan neraka
Bagi Hamba Yang bertaqwa dan durhaka
Puja dan Puji Bagi sang Maha
Engkau adalah Keadilan ilahi

Engkau cipta sang kaya dan kaum papa
Agar mereka bisa memberi dan menerima
Perbedaan yang berarti sama
Bahwa mereka sebenarnya tiada memiliki apa-apa

Benakku bertanya? Kenapa jiwa harus tercipta?
Kenapa jiwa tercipta kalau hanya untuk tiada?
Yang Maha berkata tidaklah kucipta semua ini dengan sia-sia
Apa maksud ini semua?
Semua jiwa pasti bertanya, siapakah aku yang sebenarnya?
Kenapa aku berada, dan kenapa aku harus tiada?

Tidakkah jiwa berpikir kenapa jiwa datang kedunia?
Pernahkah jiwa mendengar Yang Maha berkata
"KUCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA HANYA UNTUK MENYEMBAH KEPADAKU"
Ku katakan kebenaran sejati, Ku katakan tujuan hidup sejati
Bahwa manusia hanya dicipta untuk menyembah kepada Sang Maha

Kisah Jurnalis Norwegia Hidup Bersama Taliban

Tidak banyak hal yang terungkap dari keseharian pejuang Taliban, yang sering diberitakan oleh media sebagai sosok yang kejam, menyeramkan dan berbagai atribut negatif lainnya disematkan kepada mereka. Namun seorang jurnalis Norwegia berhasil merekam sisi lain kehidupan pejuang Taliban yang jarang diekspos media.

Jarang terlihat oleh orang luar, kehidupan sehari-hari dari seorang komandan regional Taliban bernama Dawran dan pejuang Taliban lainnya telah didominasi oleh dua sikap ekstrim: cinta dan perang, menyerang dan mundur, hidup dan mati.

Selama sembilan hari pada bulan Oktober 2009, wartawan Norwegia bernama Paulus Refsdal berada di belakang garis bersama dengan Taliban, berbaur dengan pejuang Taliban karena tidak ada pembuat film Barat sebelum dirinya melakukan hal tersebut.

Dan dia ada di sana untuk menyaksikan secara langsung gemuruh dalam kehidupan Dawran, mengatur dan mengarahkan serangan terhadap pasukan AS di pegunungan Afghanistan yang berbahaya - kemudian beberapa jam kemudian kembali ke rumah, menjadi seorang ayah yang bermain dengan anak-anaknya.

Untuk mengambil gambar-gambar eksklusif dan belum pernah terjadi sebelumnya, Refsdal mempertaruhkan hidupnya untuk berbaur dengan Dawran dan pejuangnya di Provinsi Kunar - daerah timur laut di mana al Qaidah aktif dan Usamah bin Ladin pernah dikabarkan bersembunyi di sana.

Refsdal mengatakan dia tidak mengetahui jumlah pejuang Taliban di bawah komando Dawran, tetapi termasuk dalam barisan pejuang mereka adalah putra Dawran - seorang anak laki-laki berusia 12 atau 13 tahun. Anak laki-laki itu membawa senapan mesin yang hampir sama besar dengan dirinya, kata Refsdal.

"Bagi Dawran ... hal itu bukan sesuatu yang buruk untuk mengirim anaknya keluar untuk berperang," kata Refsdal kepada reporter CNN Anderson Cooper, karena Dawran percaya bahwa "... anaknya akan datang ke surga ketika dan jika ia mati dalam perang ini. "

Ada banyak kelompok yang berbeda yang membentuk Taliban, dan mereka berjuang untuk berbagai alasan. Dawran mengatakan ia dan anak buahnya bergabung dengan Taliban untuk mengusir pasukan asing dari distrik mereka.

"Kami berjuang untuk kebebasan kami, agama kami, kehormatan kami dan kami berjuang untuk tanah air kami," kata Dawran kepada Refsdal. Dawran memerintahkan pasukannya dari sebuah rumah yang dibangun dari batu dan tanah liat, dia menyatakan bahwa dirinya bergantung pada kontribusi untuk mendanai operasi militernya.

Jumlah angka korban dari kedua belah pihak dalam perang yang hampir satu dekade berlangsung ini, sulit didapat. Tidak diketahui berapa banyak pasukan Taliban yang telah tewas melawan pasukan koalisi pimpinan Amerika. Menurut Pentagon, lebih dari 2.200 pasukan koalisi tewas di Afghanistan sejak pasukan AS menginvasi Afghanistan dalam menanggapi serangan 9/11. Lebih dari 1.400 orang tentara Amerika di antara pasukan koalisi yang tewas.

Saat ia mendesak pejuangnya untuk berperang, Dawran mempertanyakan motif pasukan koalisi. "Untuk tujuan apa mereka memerangi kami?" tanya Dawran. "Apakah mereka tertindas? Apakah mereka telah diperlakukan tidak adil? Apakah mereka hidup dalam kediktatoran?"

Penindasan adalah tuduhan kritis yang ditujukan untuk Taliban selama beberapa dekade. Mereka menerapkan aturan kehidupan mereka dengan interpretasi syariat Islam. Di tempat-tempat di bawah kendali mereka, wanita wajib menutup wajah dan tubuh mereka dalam burqa.

"Tidak ada dalam Islam yang tidak memiliki solusi untuk itu," jelas Abdul Rahman, seorang hakim lokal Taliban, mengatakan kepada Refsdal. "Jika seseorang memotong tangan orang lain, maka menurut hukum Islam, Anda memiliki hak untuk membalas dan memotong tangannya. Itu sama juga dengan telinga, gigi mata dan hidung."

Taliban sempat memerintah Afghanistan - dan memberikan pelabuhan yang aman untuk kamp-kamp pelatihan al Qaidah - dari pertengahan 1990-an sampai tahun 2001. Pemimpin Taliban menolak untuk mengekstradisi Usamah bin Ladin, yang akhirnya mendorong invasi AS untuk menggulingkan pemerintah Taliban dan membuat jalan bagi pemilihan umum nasional.

Satu dekade kemudian, pejuang Dawran berbaris melalui daerah sulit Kunar dengan senjata berat dan amunisi tergantung di bahu mereka. Beberapa pejuang mengenakan pakaian tradisional Afghanistan dan lainnya mengenakan pakaian seragam kamuflase militer karena mereka berangkat dari lembah yang dihiasi dengan batu-batu, pohon-pohon kecil dan pepohonan kerdil.

Sebagaimana yang ditampilkan dalam film Refsdal, Dawran mengarahkan serangan terhadap pasukan AS, melakukan koordinasi operasi militer lewat radio genggam dari gunung yang menghadap ke jalan berjarak ratusan meter di bawah lembah.

Delapan puluh mujahidin turut berpartisipasi dalam serangan ini, kata Dawran. Mereka telah mengambil posisi di delapan tempat yang berbeda dalam masing-masing kelompok yang terdiri dari sepuluh orang.

"Serang, serang, dengan bantuan Allah!" Dawran berteriak lewat radionya."Kau berhasil memukul kendaraan, anda melakukannya!"

Tapi apakah para pejuang Taliban berhasil merusak kendaraan atau membunuh pasukan koalisi seperti yang mereka pikirkan? Jawabannya tampaknya tidak ada. Rupanya, serangan itu bahkan tidak layak menjadi sebuah laporan. CNN telah menghubungi markas pasukan koalisi. Seorang petugas AS untuk juru bicara kepada media melakukan pencarian melalui 1.800 laporan dari bulan Oktober 2009 dan berkata, "Supaya jelas, Kami tidak memiliki laporan dari setiap serangan Taliban di daerah itu selama jangka waktu yang diberikan."

Pada saat serangan berakhir, suara gema tembakan terdengar di lembah, segumpal asap naik di kejauhan.

"Taliban seperti kebanyakan pejuang Muslim lainnya," kata Refsdal. "Ketika mereka punya waktu luang, mereka membaca Al-Quran. Mereka tidak berlatih. Dari apa yang saya lihat dari cara mereka menembak, tembakan mereka tidak begitu akurat."

Ia mengakui bahwa ia mendapatkan kondisi kritis karena bergabung dengan pejuang Taliban yang mencoba untuk menyergap pasukan koalisi.

"Saya memahami bahwa ini sangat emosional bagi sebagian orang - terutama orang-orang di angkatan bersenjata pasukan koalisi," kata Refsdal kepada Cooper dari CNN. "Saya seorang wartawan, saya hanya memfilmkan apa yang terjadi."

Perang telah menjadi hal "rutin" untuk para pejuang Taliban, kata Refsdal. "Mereka melakukan penyergapan dan kemudian menghabiskan sisa hari mereka untuk duduk dan berbicara di radio. Mereka duduk, mereka banyak minum teh dan mereka memiliki beberapa permainan untuk dimainkan."

Salah satu permainan adalah kontes lempar batu sederhana. Berdiri dalam area yang relatif datar, orang-orang berkerumun untuk melihat siapa yang dapat melempar batu yang berat paling jauh. Kebanyakan menggunakan dua tangan untuk melemparkan batu.

Pada akhir permainan, komandan Taliban yang menang. "Ini adalah kehidupan sehari-hari mereka," kata Refsdal kepada Cooper. "Ini adalah Taliban."

Suatu hari, Refsdal mendapat pemberitahuan dari Dawran bahwa pesawat mencurigakan terbang di atas tempat persembunyian pejuang Taliban. Komandan Taliban itu meminta kepada Refsdal untuk tetap di dalam persembunyian.

Kemudian, Refsdal mendengar suara tembakan. Dawran mengetuk pintu kemudian mengatakan kepada Refsdal untuk segera keluar. "Tinggalkan barang-barang Anda," kata Dawran. "Lari..Lari."

"Kami menemukan sebuah gudang tua yang sudah ditinggalkan dan kami tidur di sana pada malam hari" pada saat tembakan terus berlangsung, kata Refsdal.

Menjelang fajar Refsdal diberitahu bahwa belasan orang - termasuk letnan komandannya Dawran - telah tewas dalam serangan Pasukan Khusus pasukan koalisi.

Refsdal mendapatkan Dawran menangis seperti anak kecil atas hilangnya anak buahnya. Kemudian, Dawran melarikan diri bersama dengan keluarganya, menyelamatkan hidupnya.

Refsdal tahu bahwa film yang dia ambil akan mengejutkan banyak orang - dan mengganggu beberapa pihak. Tapi ia merasa yakin bahwa film yang ia buat adalah otentik, bukan merupakan upaya propaganda.

Jika Taliban ingin menciptakan propaganda, mereka akan menunjukkan kekuatan - bukan pihak yang memperlihatkan sisi lembut mereka, katanya. (fq/cnn)

ARTI SEBUAH PENGALAMAN

Renungan acara morning briefing kali ini berasal dari sebuah ide yang datangnya dari sebuah iklan tentang lowongan pekerjaan di beberapa surat kabar yang sepertinya sudah sering kita baca bersama dimana ada tertulis salah satu bunyi syaratnya adalah “Dicari yang Berpengalaman”.


Hati kita tergerak untuk menguraikan bagian tulisan tersebut sesuai dengan thema utama yang akan kita sharingkan dalam acara pagi ini yaitu Dicari Yang Berpengalaman.
Supaya kita menjadi orang pengalaman. Karena kalau kita renungkan kata berpengalaman itu sesuatu yang amat sangat penting.
Kenapa penting? Sebab bila karyawan di dalam perusahan semuanya memiliki pengalaman yang hebat maka perusahaan juga bisa hebat dan kuat.
Tetapi sebaliknya bila semua karyawan pengalamannya hancur-hancuran maka perusahaan juga bisa menjadi berantakan, oleh karena itu pengalaman adalah penting dan sungguh sangat penting Semua orang rindu disebut sebagai orang yang berpengalaman.
Semua perusahaan rindu memiliki karyawan yang berpengalaman sebab itu penting. Nah.. selain persyaratan berupa latar belakang dan pendidikan, ternyata pengalaman dalam disiplin ilmu kreatifitas bisa digambarkan atau diibaratkan bagai seluas bidang tanah yang subur yang siap ditanami dengan bibit yang unggul.
Sehingga muncul tunas muda dan secara cepat tunas itu, berubah menjadi batang yang bercabang-cabang kemudian tumbuh daun-daunan dan kemudian berbunga yang pada akhirnya bisa berbuah lebat dan buahnya tetap.
Sehingga sampai biji buah tsb siap ditanam kembali dan bisa berbuah lagi dengan hasil yang berlipat ganda.
Maka sekali lagi bisa dikatakan bahwa;pengalaman itu adalah sesuatu hal yang sangat penting. Hal ini perlu disampaikan dalam acara morning briefing kali ini.
Ada sebuah ILUSTRASI; zaman dulu kala hidup seorang nabi yang memiliki sebuah mantera untuk menghidupkan tulang-tulang orang mati. Murid-muridnya berkali-kali meminta agar sang nabi itu, memberikan rahasia mantera tsb kepada mereka. Tetapi nabi itu selalu menjawab
Sabarlah.. kamu kan perlu pengalaman lebih dulu.
Kamu perlu belajar bijak dari pengalaman. Tunggulah sampai kamu benar-benar menjadi matang. Toh pada akhirnya rahasia mantera itu pasti akan saya berikan kepada kalian.”
Namun demikian para murid itu, tetap saja mendesaknya dan mereka secara terus menerus mendesak nabi itu, dengan tidak sabar.
Pada akhirnya dengan berat hati dan terpaksa! Nabi itu memberikan rahasia mantera yang mereka minta itu. Maka di saat itu juga hati para murid menjadi terasa senang dan wajahnya tampak bergembira. Dan seketika itu juga, mereka meninggalkan sang nabi. Karena mereka ingin mempraktekan dan mencoba keampuhan mantera yang baru saja diterimanya itu. Di perjalanan mereka melihat ada beberapa batang tulang yang berserakan. Tanpa pikir panjang mereka berkata. “Mari kita coba sekarang!” Lalu mereka menggunakan mantera itu. Dan apa yang bakal terjadi?
Tulang-tulang itu mulai bergerak. Mantera itu benar-benar ampuh! Dengan mata terbelalak mereka melihat bahwa tulang-tulang itu mulai menjadi kerangka yang ditumbuhi daging. Ternyata kerangka itu berubah menjadi seekor serigala. Serigala yang hidup dengan mata yang liar dan perangai yang beringas serta menakutkan!
Murid murid itu lari ketakutan. Tetapi mereka dikejar serigala itu. Mereka diterkam. Dan pada akhirnya mereka tewas dengan tubuh yang terkoyak-koyak. Nah dari kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa kepandaian dan kekuasaan seseorang belum tentu merupakan segala-galanya. Orang-orang yang pandai dan berkuasa belum tentu bisa bersikap bijak dalam menggunakan kepandaian dan kekuasaannya. Sebab mereka belum berpengalaman. Tetapi apakah arti sesungguhnya sebuah pengalaman?
Disini perlunya dikisahkan bahwa; ada dua orang manajer di suatu perusahaan yang sama. Sebut saja manajer A dan manajer B dalam kisah ini dikatakan bahwa manajer A sudah sepuluh tahun bekerja, sedangkan manajer B baru lima tahun bekerja.
Siapa yang lebih berpengalman? Apakah manajer A? Belum tentu! Kedua manajer itu setiap tahun tugasnya adalah memimpin dan mengelola perusahaan dimana mereka bekerja secara tekun dan rajin.
Manajer A dan manajer B telah berkali-kali dapat menyelesaikan semua permasalahan secara serius dan konsentrasi ketika perusahaan atau beberapa anak buahnya sedang menghadapi kesulitan besar dilapangan. Tetapi manajer A pada saat memberikan beberapa alternatif untuk mencari solusi selalu tetap menggunakan pola lama dan cara yang sama, begitu juga cakupan, urutan dan sistemnya selalu itu-itu saja. Jadi sama sekali tidak ada perubahan. Sehingga hasilnya medioker (pas-pasan) kurang efisien dan efektif serta tidak produktif.
Namun tidak demikian halnya yang telah dilakukan oleh manajer B. Dimana cara kerja dia sangatlah berbeda. Karena pada saat dia memberikan alternatif untuk mencari solusi pada masalah pekerjaan yang sedang dialami oleh anak buahnya.
Ternyata dia sudah menggunakan lima macam pendekatan dengan sistem yang berbeda. Dia selalu membandingkan dan menilai kelima macam pendekatan pada sistem yang berbeda tersebut, sebelum memecahkan setiap masalah yang terjadi di dalam lingkup pekerjaannya. Dan semua perubahan selalu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
Dia orangnya tidak segan-segan mau keluar dari norma, sikap maupun perilakunya selalu dinamis. Dia memiliki kemauan yang keras untuk terus menerus belajar dan selalu berusaha untuk melakukan adaptasi terhadap semua lingkungan dimana dia sedang berada. Maka hasil akhirnya benar-benar excelence sehingga nilainya jauh lebih efektif dan efisien serta produktif jika dibandingkan dengan hasil karya manajer A tsb.
Nah! siapakah kira-kira yang lebih berpengalaman? Jelas dalam hal ini yang lebih berpengalaman adalah manajer B walaupun masa kerjanya lebih singkat.
Jadi Pengalaman belum tentu identik dengan lama atau panjangnya masa kerja seseorang. Untuk itu perlu diingat bahwa pengalaman lebih dari sekedar mengalami sesuatu. Maka jangan salah sangka bahwa; apa yang kita lihat, kita dengar atau kita kerjakan, belum tentu menjadi pengalaman. Jadi apa yang kita kerjakan baru menjadi pengalaman kalau kita kelak’ bisa memanfaatkan kesalahan ataupun keberhasilan kita untuk pekerjaan kita selanjutnya.
Sebab kualitas sebuah pengalaman dapat diukur secara intensitas ketika maksud dan tujuan dapat diuraikan secara jelas dimuka dan dimengerti. Serta kemampuan kita untuk menarik pelajaran secara intens yaitu lebih dalam, lebih hebat, lebih padat dan berarah dari pengalaman itu sendiri.
Ada pakar pendidikan yang bernama Jhon Dewey ketika dia wafat usianya sudah mencapai 93 Tahun (1859-1952) Dia selama hidupnya telah berhasil menulis buku dengan judul EXPERIENCE and EDUCATION salah satu isi di dalam karya tulisannya mengatakan bahwa Cara belajar yang paling baik adalah belajar dari pengalaman. Bukan pengalaman dalam arti lebih dari sekedar mengalami sesuatu. Melainkan kita harus bertanya dalam hati nurani, apa yang dapat aku pelajari dari apa yang pernah aku alami apa kelemahanku, apa kekuatanku, apa yang perlu diperbaiki, apa yang perlu dirubah, apa yang sudah diperoleh bagi orang banyak dari semuanya ini?
Pengalaman baru bisa disebut pengalaman kalau apa yang dialami itu diuji secara kritis. Untuk itu, dibutuhkan sikap jujur terhadap diri sendiri dan mau mengakui kebodohan diri kita sendiri, serta yang terpenting kita mau mendengar saran yang diberikan oleh orang lain. Sebab orang yang cepat berpuas diri biasanya miskin pengalaman, walaupun apa yang dialami banyak. Untuk itu agar kita bisa disebut sebagai orang yang berpengalaman. Maka pertama kali yang harus kita lakukan dalam pekerjan kita sehari-hari adalah pentingnya belajar untuk bisa menjunjung tinggi standard mutu pekerjaan dan etika profesi.
Sehingga dengan demikian secara otomatis kehidupan kita pasti berubah menjadi bermutu atau berkualitas. Sebab kehidupan yang bermutu dan berkualitas bisa menghasilkan pengalaman.
Pengalaman bisa menghasilkan sikap yang bijak. Pengalaman bisa menjadikan orang lebih bersikap hati-hati dan bisa mempertimbangkan segala sesuatu secara tenang dan matang. Dia melihat persoalan bukan hanya dari satu perspektif saja atau dari kepentingan diri sendiri, melainkan dari berbagai perspektif atau dari kepentingan orang banyak. Dan untuk bisa jalan terus dia tidak begitu saja berjalan ngawur melangkah maju kedepan lalu akhirnya malah kena celaka. Jika perlu dia juga bersedia berhenti sejenak dan menepi atau malah bersembunyi ketika melihat malapetaka akan datang.
Intinya selain memiliki self starter yang pasti diapun juga memiliki daya nalar yang tinggi. Sekali lagi dikatakan bahwa; pandai dan berkuasa belum tentu punya arti bijak dan berpengalaman. Murid-murid Nabi tadi sudah pandai dan berkuasa karena mereka mempunyai mantera yang mampu menghidupkan kembali tulang. Akan tetapi karena sikap mereka terburu nafsu ketika menggunakan kepandaian dan kekuasaannya.
Maka tulang-tulang yang mereka hidupkan ternyata adalah tulang serigala. Mereka coba menghidupkan sesuatu yang kemudian malah mematikan mereka sendiri.
Mereka sudah mempunyai kepandaian dan kekuasaan. Tetapi mereka belum mempunyai sifat bijak dan pengalaman. Untuk itu esensi yang perlu disampaikan dalam renungan pagi hari ini adalah Justru sebab dari akibat atas kepandaian kita selama ini. Maka hingga sampai dengan sekarang ini kita telah diberikan suatu kepercayaan oleh perusahaan dimana kita berkarya. untuk memegang posisi dan kekuasan tertentu. Maka yang perlu diingat adalah janganlah sampai kita terburu nafsu atau menjadi sombong dan takebur seperti yang baru saja dilakukan oleh para murid nabi tadi. Yang pada akhirnya bisa merugikan diri kita sendiri. Untuk itu hendaknya kita bisa menjadi orang yang bijak. Karena orang pandai kalah dengan orang yang cerdik sedangkan orang cerdik kalah dengan orang yang bijak.
Oleh karena itu agar kita nantinya bisa menjadi orang yang bijak. Maka perlunya belajar dari pengalaman. Sehingga pada saat kita sedang menjalani kehidupan beragama, berkarya dan bermasyarakat. Benar-benar telah memiliki sifat yang bijak dan pengalaman. Namun demikian perlu kita sadari bahwa dalam diri setiap orang itu yang pasti mempunyai keterbatasan, tetapi demi kemajuan kita tidak boleh dibatasi oleh keterbatasan itu sendiri. Maka mulai sekarang bangunlah kemampuan kita diatas kemampuan.
Seperti sikap manajer B yang telah dicontohkan tadi. Untuk itu jangan cepat berpuas diri jadilah orang pandai dengan cara bergaul dan belajar dengan orang-orang berilmu atau ahli. Untuk itu jangan malu-malu belajar sambil bertanya kepada orang-orang yang pandai. Seperti kata pepatah lama bahwa Orang kaya tempat meminta dan orang pandai tempat bertanya.
Maka sudah dapat dipastikan bahwa kehidupan kita kelak di kemudian hari dapat diharapkan akan tampak jauh lebih sukses karena telah memiliki sifat bijak dan pengalaman. Namun dari semua kemampuan yang kita pelajari. Yang terpenting adalah semangat dan kemauan untuk belajar agar bisa berubah dan berbuah serta berlipat ganda.

Rabu, 08 Desember 2010

Kasih Seorang Ibu.


Ibu"Ibuuu… jangan tinggalkan akuuu… !! Ibuuuuu.. jangan pergiiii…. ! Teriak Adi ketika didapatinya ibunya terbujur kaku di atas dipan Rumah Sakit Bayangkara Nganjuk. Wajahnya nampak sekilas senyuman. Tubuhnya dingin membeku. Dipeluknya tubuh ibunya dan digoncang-goncangkan, namun tetap saja ibunya tidak bangun untuk memberikan senyuman dan belaian seperti yang biasa ia lakukan jika anaknya yang dirantau pulang. Derai air mata mengguyur deras dari mata Iwan. Terlihat sesal tiada tara memenuhi wajahnya. Mendung nya sama seperti mendung di langit saat itu. Hujan mengguyur lagi, seperti ikut berduka mendalam atas kepergian seorang perempuan tua paruh baya. Ruhnya telah pergi jauh, jauuuh sekali. Dan Adi hanya terlihat masygul meyesali keterlambatannya untuk segera pulang.

Harapannya untuk bisa melihat ibunya walau hanya beberapa saat, ternyata punah bersama pudarnya cahaya matahari pagi itu . Kabar dari bapaknya yang menyebutkan ibunya sakit keras tidak membuat ia segera bergegas minta ijin dari kantornya dan berkemas-kemas untuk segera pulang. Ia masih ada tanggungan perkerjaan yang harus segera ia selesaikan. Selang sehari sejak menerima telpon dari bapaknya, baru ia beranjak untuk pulang ke kampungnya. Jarak Bandung - Nganjuk ditempuhnya dengan perasaan gundah dan gelisah. Sepanjang perjalanan ia tak dapat memejamkan matanya, air matanya terus menetes. Ingatannya selalu terbayang wajah ibunya yang penuh dengan kasih sayang selalu menjaganya dan mendidiknya selama ini. Ia ingat bagaimana dulu ia selalu membuat susah ibunya. Ia ingat bagaimana ia sadar dari jalan hidupnya yang kelam, kemudian ibunya dengan penuh kesabaran membimbingnya untuk kembali menapaki kehidupan dengan penuh semangat dan rasa percaya diri. Ibunya yang selalu memberi wejangan-wejangan agar ia bisa menjalani hidup dengan segala keyakinan dan kesabaran. Ibunya yang selalu memberikan keteduhan dikala dia membutuhkannya. Ibunya yang baginya adalah segalanya, kini telah pergi meninggalkannya tanpa sempat ia membalas semua yang telah diberikan kepadanya."

Ibu adalah ibarat mentari yang menyinari setiap saat. Ibu adalah nafas kehidupan. Oase pelepas dahaga. Surga sebelum surga, Cahaya sebelum cahaya, begitu kata Anif Sirsaeba. Betapa besarnya kasih seorang ibu kepada kita. Cintanya yang dalam kepada kita sudah ditanamkan sejak kita masih berada di dalam perutnya. Belaian lembut dari jemari nya melebihi sutra. Harapan dan kasih sayangnya melebihi rindunya seorang kekasih. Cinta seorang Ibu kepada anaknya begitu hebat hingga tak mampu kita mengukurnya. Bersyukurlah kita yang dilahirkan dan memiliki ibu yang selalu setia mendampingi kita setiap saat. Hingga Nabi, ketika datang seorang pemuda menanyakan tentang apakah perbuatan baik kepada ibunya selama ini mampu membalas jasa kesetiaan ibunya sejak masih kecil hingga dewasa. Maka jawab nabi "Semua yang engkau lakukan tak akan mampu membalas kebaikan ibumu walau hanya satu pukulan tanganmu di dalam perut ibumu".

Jika kita masih ingin berharap segala kemudahan datang kepada kita, maka segeralah berbuat apa saja yang mampu menyenangkan hati Ibu kita, Ibu adalah ladang tempat kita menanam benih kebaikan hingga mampu mendatangkan Ridha Allah. Apa saja yang sekiranya kita bisa kerjakan maka segera kita kerjakan. Janganlah sampai kita menyia-nyiakan kesempatan yang masih ada pada kita. Kesempatan untuk berbakti tak akan datang kedua kali. Selama Ibu kita masih hidup, inilah peluang terbesar bagi kita untuk membuat Allah tersenyum kepada kita. Senyuman Ibu kita yang dilemparkan kepada kita dengan ihklas menandakan bahwa Allah senang kepada kita. Sungguh, orang tua kita tidak akan pernah berharap banyak kepada kita untuk membalas budi dan jasa mereka selain cukup dengan melihat kita bahagia maka mereka akan merasakan kebahagiaan pula. Orang tua tidak akan pernah berharap materi dari anaknya yang sukses. Cukup dengan melihat kita sehat maka hati mereka akan tenteram. Ibu kita telah diciptakan oleh Allah sebagai tempat kita berbagi. Segala keluh kisah kita setiap saat selalu siap untuk didengarnya. Bahkan segala kesusahan kita akan menjadikan seorang ibu demam tiada terkira. Ibu kita, Allah menghendakinya untuk tempat kita beramal dan memudahkan segala langkah yang kita buat. Percaya atau tidak, jika kita bisa menyenangkan hati ibu kita dan berbuat sesuatu yang menjadikan ibu kita bahagia, maka tak akan lama lagi Allah akan membantu kita dan segala usaha baik kita. Maka itulah maksud Nabi mengatakan "Ibumu, Ibumu, Ibumu"

Sering kita tidak menyadari betapa besar jasa ibu kepada kita. Berapa banyak sudah tenaga, waktu dan pikirannya tercurah guna mendidik kita. Ibu telah bertaruh nyawa dan darah agar kita dapat terlahir dengan selamat dan sehat. Ibu telah berjuang dengan hebat agar kita menjadi anak yang baik dan berguna. Namun jasa ibu yang demikian besar seolah tidak nampak di mata kita. Dia yang telah mendidik kita dari kecil, mulai dari melahirkan, menyusui, memandikan, yang selalu membersihkan kotoran kita, yang sering terjaga di malam hari untuk menunggui kita agar kita dapat tidur dengan nyenyak, yang sering menyuapi kita, yang selalu mengasuh kita dengan tangan dan hatinya yang penuh kasih sayang dan kesabaran, yang selalu lelah karena menggendong kita, yang selalu menyeka keringat kita, yang selalu menghapus air mata kita, yang selalu menyiapkan sarapan pagi dan masakan buat kita, adalah danau kehidupan yang airnya tidak pernah kering. Ibu seolah pohon rindang yang selalu menaungi kita. Ibu adalah lentera yang selalu menyala dan api kasih sayangnya tidak pernah padam. Namun sering sekali kita tidak memperhatikan dan berpikir betapa besar jasa ibu kepada kita.

Jika kita masih ingin berharap Allah membantu segala usaha kita, maka banyak-banyak berbakti kepada kedua orang tua kita, terutama sekali ibu kita. Kita mesti mencari peluang untuk dapat menyenangkan hati ibu kita. Dengan sedikit atau banyak perbuatan yang dapat membahagiakan ibu kita maka akan sangat baik bagi kita. Ibu adalah pintu keridhaan Allah kepada kita. Ibu adalah sungai yang dengan air cintanya dapat memudahkan jalan hidup kita. Kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Selagi ibu kita masih hidup, artinya ladang keridhaan Allah terbuka lebar buat kita untuk segera kita tanami dengan benih-benih bakti dan tak lama lagi kita akan segera memanen hasilnya. Tak perlu kita datang kepada kyai, atau paranormal untuk minta doa dan wirid guna melancarkan usaha kita. Cukup dengan kita berbakti kepada Ibu kita dan membahagiakan hatinya maka pertolongan Allah akan datang kepada kita. Tentunya dengan diiringi usaha dan doa. Apalagi doa ibu yang selalu menyertai kita. Itulah yang mahal dan perlu kita raih. Kesungguhan doa ibu kita yang mesti kita dapatkan. Walau ibu tidak perlu diminta pasti akan selalu mendoakan kita. Namun tidak bisa dipungkiri jika kita membuat kesal dan marah ibu kita, rasanya akan sulit mendapatkan ketulusan doa ibu. Untuk itu perlu bagi kita selalu menjaga agar tidak menyakiti hati ibu kita. Jangan sampai ada kata-kata yang keluar dari mulut kita yang melukai ibu kita. Sangat tidak pantas sekali jika kita melakukan itu. Namun jika tanpa sengaja kita melakukannya maka segeralah bersimpuh di kakinya untuk meminta maaf. Maaf adalah kata-kata terindah yang mampu meredam murka Allah kepada kita. Karena jika kita menyakiti hati ibu apalagi sampai mendzaliminya maka murka Allah akan datang kepada kita. Doa ibu yang terdzalimi oleh anaknya yang durhaka akan dibayar cash oleh Allah. Tidak ada hijab antara Ibu dengan Allah Swt. Kisah legenda Malin Kundang adalah contoh nyata. Dan jika kita selalu menyusahkan ibu kita, pastikan saja bahwa kita akan mengalami kerugian demi kerugian. Durhaka kepada ibu akan menjadikan jalan hidup dan usaha kita akan mengalami kendala besar. Durhaka kepada Ibu kita akan menyebabkan seorang pengusaha yang sukses gulung tikar. Durhaka kepada ibu akan menyebabkan kita mengalami kesialan demi kesialan. Durhaka kepada Ibu akan menyebabkan segala macam usaha kita terhambat dan susah untuk maju. Dan yang terbesar durhaka kepada Ibu akan membuat Allah murka. Durhaka kepada ibu merupakan dosa besar yang untuk menghapusnya hanyalah dengan tobat nasuha dan menyesali kesalahan yang pernah dibuat, serta meminta maaf kepada Ibu kita. Selagi ibu kita belum memaafkan jangan harap segala urusan kita akan lancar. Seorang pemuda yang menghadapi naza/sakaratul maut akan kesulitan dan tersiksa jika ia masih punya dosa dan pernah menyakiti hati ibunya sehingga ibunya tidak ridha. Begitulah yang terjadi pada seorang pemuda pada jaman Nabi.

Maka dari itu selagi masih ada kesempatan jangan sia-siakan peluang itu. Selagi ibu kita masih hidup maka segeralah ambil tindakan untuk menyenangkan hatinya. Jangan sampai kita menyesal seperti drama kehidupan yang terjadi pada Iwan yang kehilangan peluang untuk membalas segala kebaikan ibunya. Ibunya telah terbujur kaku dan ruhnya telah pergi jauh sebelum ia sempat memberikan yang terbaik baginya. Penyesalan tak ada gunanya. Yang terbaik adalah lakukan sekarang. Pulang dan segera raih kesempatan itu. Cium tangan ibu kita dan minta restunya..

Untuk Ibuku tercinta,

Senin, 06 Desember 2010

Selamat Tahun Baru 1432 Hijriah

Waktu terus berjalan tanpa ada yang mampu menghentikannya kecuali Tuhan sang pembuat kehidupan dan alam raya. Dalam agama manapun, peringatan Tahun Baru merupakan momen yang tepat untuk melakukan evaluasi diri, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah perbuat dan bertujuan meningkatkan serta perbaikan diri.

Hari ini kita memasuki Tahun Baru 1432 Hijriah. Peringatan Tahun Baru Islam bukan hanya sebatas kata tanpa makna tapi kita hendaknya memaknai Tahun Baru Hijriyah dengan tindakan perubahan sesuai dengan arti kata hijrah yaitu berpindah. Bisa dikatakan bahwa makna pergantian Tahun Baru Islam itu sebagai momentum perubahan menuju ke arah perbaikan. Perubahan ini dapat dilakukan manakala setiap individu mampu menghijrahkan pemikirannya bagi kemajuan dalam kehidupan secara pribadi.

Dalam Sejarah Islam, tahun Hijriah diawali oleh peristiwa hijrahnya Rasulullah Muhammad SAW. bersama Abu Bakar ash-Shidiq RA. dari Makkah ke Madinah dalam rangka berdakwah dalam menegakkan agama Islam.

Semoga di hari ini kita mampu memaknai Tahun Baru Hijriah dengan perubahan sikap dan perbuatan kita ke arah dan tujuan hidup yang lebih jelas, terencana, istiqamah, fokus, selalu pada jalan-Nya dan hanya menggarapkan ridlo-Nya.

Selamat Tahun Baru Hijriah

Semoga Hari ini Lebih Baik dari kemarin dan Hari Esok Lebih Baik dari hari ini...