Jumat, 02 Juli 2010

Muak Kekerasan Israel, Jutawan Yahudi Bangun Masjid


Belum ada tanggapan dari ulama apakah ini termasuk masjid dhirar atau tidak?

Hidayatullah.com—Roberth Harush (58 tahun), pengusaha Yahudi yang dibesarkan di Ashkelon dikabarkan ikitb membangun masjid besar di Montereau, Prancis, dalam upaya dirinya untuk mempromosikan toleransi beragama.

Roberth adalah seorang penduduk Ashkelon yang menghasilkan banyak uang dalam bisnis real estat di Eropa. Ia memutuskan untuk membiayai secara penuh pembangunan sebuah masjid di Prancis untuk kepentingan komunitas muslim setempat.

Ayah empat anak ini juga besar di Ashkelon. Setelah menyelesaikan dinas militer mencoba keberuntungannya dalam bisnis real estate di Eropa. Keberhasilannya telah memenangi banyak tender pembangunan hotel dan gedung-gedung mewah yang diperkirakan bernilai ratusan juta dolar.

Meskipun sukses, Harush tidak lupa terhadap kampung halamannya dan telah kembali ke Ashkelon dan berinvestasi dalam usaha bisnis real estate lokal. Selama 10 tahun terakhir ia telah membagi waktunya antara Israel dan Prancis.

Pengusaha kaya ini bahkan memilih untuk tinggal di kota selatan selama Operasi Cast Lead. Dia tetap di Israel bahkan setelah roket Grad mendarat di dekat rumahnya.

Dia baru-baru ini didekati oleh Walikota Montereau, sebuah kota dekat Paris Prancis, yang memberitahukan adanya kesulitan dalam pembiayaan renovasi sebuah masjid besar di kota.

"Saya berkata pada diriku sendiri, di sinilah kesempatan untuk membawa orang bergabung bersama-sama dan saya memutuskan untuk menyumbangkan uang untuk pembangunan masjid tersebut," kata Harush.

"Orang-orang tercengang. Apa yang dilakukan orang Yahudi-Israel dengan membantu menyumbang membangun masjid? Jawabannya sederhana: Saya sudah muak dan lelah. Suara dari orang-orang yang waras harus muncul."

Harush menjelaskan bahwa ia membangun masjid dalam rangka untuk mempromosikan toleransi.

"Ini bukan usaha murah tapi saya lakukan dengan sepenuh hati."

Para pemimpin komunitas Muslim Montereau telah mengucapkan terima kasih kepada Harush atas bantuannya merenovasi masjid dan meminta supaya menjaga hubungan yang hangat dengan dia.

Pengusaha itu tidak hanya mendukung komunitas muslim di Prancis saja, ia juga telah membiaya pembangunan salah satu sinagog terbesar dan paling megah di Asheklon tahun lalu, bernama mendiang ayahnya.

"Saya sendiri bukan orang yang religius, tapi saya merasa bahwa harus ada langkah politis yang dilakukan pengusaha untuk membawa bersama-sama saling toleransi antara orang-orang Yahudi dan Arab, sekuler maupun relijius."

Belum ada tanggapan dari ulama-ulama Islam terkait pembangunan masjid yang dibiayai sepenuhnya oleh pengusaha Yahudi Israel ini. Apakah ini termasuk masjid dhirar dan bagaimana hukumnya shalat di dalam masjid tersebut? Itu mungkin akan jadi perdebatan panjang beberapa saat ke depan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar