Minggu, 01 Agustus 2010

Menampilkan Diri Menjadi Sosok Yang Indah

Beberapa orang yang berusaha menjadi saleh, cenderung untuk meremehkan nilai keindahan. Mereka kurang mengenali keindahan yang merupakan nilai Islam. Allah membuat segala ciptaan-Nya untuk mengandung nilai keindahan.

Syari’at Al Quran bukan hanya mengatur kehidupan dan berbagai hal yang di luar diri kita, bahkan syari’at Al Quran juga mengatur segala hal yang berkaitan dengan diri kita, dimulai dari makanan, penampilan, perilaku, dan lain-lain. Ini semua bertujuan agar umat Islam menjadi insan dan makhluk yang paling bermutu dibanding dengan insan dan makhluk lainnya.

"Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfa'at, dan sebagiannya kamu makan.Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan." (An Nahl:5-6)

"Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (An Nahl:8)

Di ayat lain dalam Qur'an, Allah juga berbicara tentang keindahan langit, bintang-bintang, dari kebun dan berbagai hal lainnya.

Keindahan berdiri menentang keburukan. Allah indah di dzat-Nya, dalam nama-Nya dan sifat-Nya, dan dalam tindakan-Nya. Inilah sebabnya mengapa kenikmatan terbesar dari semua kenikmatan di surga adalah memandang wajah Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al Qiyamah: 22-23

"Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat."
Allah menciptakan segala sesuatu dengan penuh kebaikan dan Dia menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik.

Keindahan yang pada ciptaan-Nya, di darat dan di laut dan di langit, membuktikan keindahan Allah serta kuasa-Nya. Dia yang menciptakan keindahan yang paling berhak untuk keindahan. Dan tentu saja surga dihiasi dengan keindahan diluar bayangan manusia.

Keimanan kita terhadap keindahan Allah juga harus mendorong kita untuk peduli terhadap diri kita, dengan penampilan, pakaian, dan sopan santun, serta dengan keindahan kata-kata dan perbuatan. Ini adalah sesuatu yang Allah inginkan dari kita.

Inilah yang diajarkan oleh Nabi SAW kepada sahabatnya. Mungkin ada sebagian manusia yang mengira bahwa mencintai keindahan itu bisa mengurangi keimanan atau memasukkan seseorang ke lingkup kelalaian dan kesombongan yang dibenci oleh Allah dan oleh manusia.

Ibnu Mas'ud meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebiji sawi dari kesombongan," ada seorang yang bertanya, "Sesungguhnya jika ada seseorang yang senang memakai baju baik dan sandal baik (apakah itu termasuk kesombongan?), Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah itu indah, mencintai keindahan, kesombongan adalah menolak kebenaran dan membenci manusia" (HR. Muslim)

Allah senang melihat melihat pengaruh nikmat pada hambaNya; ini termasuk keindahan yang dicintaiNya, yaitu rasa syukur hamba itu kepadaNya. Allah senang melihat keindahan lahir dari padaNya dengan nikmat dan keindahan batin dengan rasa syukur.

Karena Allah senang akan keindahan, maka Dia menurunkan pakaian dan perhiasan kepada manusia agar ia bisa menghiasi lahirnya dan batinnya dengan ketakwaan.

Allah memperindahwajah mereka dengan kejernihan, batin mereka dengan kegembiraan dan badan mereka dengan kain.

Sebagaimana mencintai perkataan, perbuatan, pakaian, dan keadaan yang indah; Allah membenci pakaian, perkataan, pakaian dan keadaan yang buruk, maka Allah membenci kejelekan dan pemiliknya, tapi mencintai keindahan dan pemiliknya. Sudahkah, kita memperindah diri dan akhlak kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar